Senin, 05 Mei 2008

Potensi Buah Naga

Buah naga atau Heloserkus undatus terbilang buah yang baru dikenal di Indonesia. Aslinya berasal dari Meksiko, Amerika Selatan. Konon disebut buah naga, karena seluruh batangnya yang menjulur panjang seperti layaknya naga. Kaktus yang nyeleneh ini hidup asli di Meksiko (di sana disebut pitahaya), Amerika Tengah, dan Amerika Selatan bagian utara. Di sini ia dipanggil pitaya roja (pitaya merah). Sebagai hasil hutan, pitahaya dan pitaya sudah lama dimanfaatkan buahnya oleh orang Indian, tetapi selama itu tidak pernah diberitakan dalam media massa dunia. Dalam perkembangannya, tanaman ini kemudian dikembangkan di Israel, Thailand dan Australia ( Suhartono, 2008)
Orang Cina kuno menganggap buah itu membawa berkah. Karena itu, ia selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah jadi mencolok sekali di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di kalangan orang Vietnam yang menganut budaya Cina, lalu terkenal sebagai thang loy (buah naga). Thang loy-nya orang Vietnam ini kemudian diinggriskan di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon fruit (Soeseno, 2008)
Penyebarannya di dataran Cina pertama kali dibawa oleh orang Perancis pada tahun 1870 dari Guyana, Amerika Selatan ke Vietnam untuk tujuan sebagai tanaman hias. Keindahan tanaman ini dapat dilihat dari batangnya yang segitiga, duri pendek sekali hingga terkesan tidak berduri, namun yang paling aneh adalah bunganya. Bunganya mekar mulai senja, bentuk seperti corong yang kian mekar sempurna pada tengah malam. Inilah yang menyebabkan bunga pitaya tersiar di seantero dunia sebagai night blooming cereus. Dalam keadaan mekar penuh, bunga ini menyebarkan bau yang harum, yang seakan memenuhi seluruh sudut bumi ini.(Sukamto, 2003)

Sebagaimana dalam paparan di atas, dilihat dari dari sejarah sebenarnya kedatangan tanaman ini awalnya adalah untuk tanaman hias. Namun dalam perkembangannya setalah dikembangkan di Vietnam untuk hiasan, akhirnya orang Vietnam pun tahu, bahwa tanaman ini dapat dimakan buahnya. Seperti di Meksiko, yang telah dilakukan oleh orang-orang Indian. Dalam promosi, diinformasikan rasa buahnya lebih manis dari pada semangka namun agak asam-asam sedikit. (Sukamto, 2003)
Di Indonesia sendiri baru masuk sekitar tahun 2000 dan dibudidayakan untuk pertama kalinya oleh Joko Rainu Sigit (mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di Thailand) seorang warga Delangu, Klaten, Jawa Tengah. Mahasiswa asal Thailand yang kuliah di luar negeri biasanya setiap pulang diwajibkan membawa tanaman yang di negaranya tidak ada dan tanaman-tanaman yang ada itu juga sulit untuk bisa dibawa keluar. Untuk mendapatkan bibit buah naga dari Thailand ini juga perlu perjuangan yang panjang, tidak semudah di Indonesia bibit tanaman apa saja sepertinya dibiarkan saja dibawa orang keluar negeri.Dia baru berhasil mendapatkan bibit buah naga tersebut setelah melakukan kerjasama dengan teman yang ada di Kedutaan Indonesia di Bangkok. Bibit buah naga dibawa dalam bentuk stekan pohonnya dan setelah tiba dirumah terus dicoba ditanam dan dikembangkan sampai sekarang.(Waspada online. Com, 2008)
1. Potensi tanaman buah naga sebagai tanaman hias
Buah pitaya termasuk tanaman hias kaktus-kaktusan yang artistik. Sangat baik ditanam pada kondisi kering dengan iklim tropis maupun subtropis. Sangat dianjurkan ditanam pada tanah dengan kandungan organik tinggi.Keindahan tanaman ini dapat dilihat dari batangnya yang segitiga, duri pendek sekali hingga terkesan tidak berduri, namun yang paling aneh adalah bunganya (Sukamto, 2008).
Bentuk bunganya berwarna putih, eksotis dan indah. Tanaman ini biasanya berbunga pada malam hari. Dimalam hari bunga yang berwarna putih itu kemudian akan mulai bermekaran membuka kelopak bunganya pada jam sebelas malam secara perlahan lahan kelopak bunga mulai mekar . Saat bunga mekar secara penuh, kelopaknya berukuran sebesar piring makan, kemudian secara perlahan lahan menjelang subuh mulailah kemudian kelopak bunganya mulai menutup lagi. Dalam keadaan optimal, tanaman ini mampu berbuah 4-6 kali. (Sukamto, 2003; griyokulo.com, 2008)
Bunga buah naga mengeluarkan bau wangi yang menarik perhatian serangga dan kelawar, yang bertindak sebagai agen pembungaan. Bunga ini biasanya mekar hanya untuk satu malam dan sesudah subuh, bunganya pada awalnya kuncup ( ms.wikipedia.org, 2008)
2. Potensi buah naga sebagai buah-buahan
Sepintas, tanaman buah naga ini tampak aneh, seperti kaktus tapi bisa dimakan. Dengan rasa yang manis dan segar. Sangat berbeda dengan kebanyakan keluarga tanaman kaktus lainnya yang berduri lebat dan tidak menghasilkan buah Sekilas rasa buah naga seperti buah kiwi, kombinasi antara manis, asam dan segar. Kita bisa menyantapnya sebagai buah meja, diolah menjadi puding, isi pai, campuran salad atau es buah.(Suhartono, 2008).
Besar buahnya hampir dua kepal tangan orang dewasa, warna kulit merah atau kuning, kulit bersisik seperti naga.(Sukamto, 2003).
Buah naga dagingnya putih dan kulitnya merah, sangat kontras dengan daging putih yang ada di dalamnya. Di dalam daging itu bertebaran biji yang berwarna hitam. Jenis ini banyak dijumpai di pasar lokal maupun mancanegara, bobot rataratanya 400-500 gram.(Waspada Onlinecom, 2008).
Dan oleh karena rasa buahnya yang enak dan sangat digemari didataran Cina, Vietnam dan sekitarnya, dalam perkembangannya tanaman ini dikebunkan khusus untuk di panen buahnya. Dari nama aslinya di Guyana Amerika Selatan, dragon fruit adalah pitaya roja. Perubahan nama didataran Asia ini disebabkan oleh fungsi buah ini khususnya di Cina. Orang Cina kuno meyakini bahwa buah ini membawa berkah, oleh karenanya mereka selalu meletakkannya diantara dua ekor patung naga berwarna hijau diatas meja altar. Tampaknya, masyarakat dunia sudah mulai menerima peredaran buah ini. Bahkan dalam perkembangannya sekarang, buah yang aneh ini digunakan juga sebagai pencuci mulut di pesawat Vietnam Airlines untuk penerbangan ke Eropa. Inilah yang membawa cepatnya informasi dan pengenalan dragon fruit bagi seluruh masyarakat di penjuru dunia (Sukamto, 2003).
3. Potensi sebagai obat
Buah naga selain mempunyai nilai ekonomis tinggi, juga memiliki khasiat bagi kesehatan manusia, di antaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, pencegah kanker, pelindung kesehatan mulut, pengurang kolestrol, pencegah pendarahan, dan obat keluhan keputihan. Namun, mengingat asalnya dari jenis buah kaktus, kita percaya buah naga mengandung vitamin C, beta karoten, kalsium dan karbohidrat. Yang pasti buah naga tinggi serat sebagai pengikat zat karsinogen penyebab kanker dan memperlancar proses pencernaan (WaspadaOnline.com, 2008)
Buah naga telah diteliti oleh “Taiwan Food Industry Develop & Research Authorities” mengandung beberapa senyawa yang penting diantaranya : anthocyanin yang dapat membebaskan radikal dan melambatkan proses penuaan, Vitamin C membuat kulit lebih cantik dan memperlambat proses penuaan, bisa membantu dalam menurunkan berat badan karena buah naga kaya dengan serat yang mudha larut, membantu pengobatan penyakit diabetes (kencing manis), mencegah penyakit kanser usus besar, serta membantu jika susah dalam buang air besar ( ms.wikipedia.org, 2008).
4. Budidaya tanaman buah naga
Pembudidayaan sebaiknya dilakukan dengan cara organik, sehingga menghasilkan buah sehat tak tercemar oleh bahan kimia yang berdampak buruk bagi kesehatan. Bila hanya ingin menanam untuk hiasan dapat ditanam dimana saja, pekarangan rumah, pinggir jalan, sekolahan, kantor, gedung pemerintahan, ladang , pinggir sawah. Asal tanah gembur ada curah hujan dan dapat sinar matahari, dapat tumbuh subur. Namun bila ingin menanamnya secara komersial maka harus menuruti syarat khusus agar hasilnya dapat menguntungkan (griyokulo.com, 2008).
Tanaman ini dapat tumbuh pada jenis tanah berpasir dan lempung berpasir, dengan drainase dan aerase yang baik. Buah naga merupakan tanaman ‘long day plant’. Ini berarti tanaman ini membutuhkan cahaya matahari yang panjang pada waktu siang hari. (agropac.upm.edu.my, 2008)
Tumbuhan ini hidup secara menjalar dan memerlukan tiang panjatan untuk membantunya menjalar. penanaman bibit-bibit baru dengan cara stek batang atau sulurnya. Setiap bibit yang diambil dari sulur atau batang yang berbuah dipotong-potong dengan panjang minimal 20 atau 30 centimeter. Dan ditanam kedalam kantong tanaman atau poli bag yang telah terisi tanah, pasir, pupuk kandang dan komposisi satu banding satu banding sepertiga (Suhartono, 2008).

Tidak ada komentar: